Overland to Flores Part II : Waerebo - Kelimutu National Park

by - 1:33 PM


Masih cerita tentang trip saya di Flores. Mudah-mudahan belum bosan ya. Kalau Part I lebih banyak setting-nya di Pantai, maka disini akan banyak bukit dan dataran tinggi, lebih hijau.

Nisrina dan Moga harus kembali ke Bandung, sedangkan kami bertiga lanjut menuju Waerebo. Berangkat pada hari yang sama setelah kembali dari TN Nasional Komodo. Dengan alasan efisiensi, kami menyewa mobil dan berangkat jam 21.00 WITA.  Kali ini kami berangkat diantar oleh warga lokal, namanya Bang Emil. 


Labuan Bajo - Waerebo


Tujuh jam perjalanan dari Labuhan Bajo menuju Dange, desa terakhir sebelum Waerebo. Jalannya sangat gelap, tidak ada lampu penerangan, berbeda sekali dengan di Jawa. Jika pernah lewat jalan di kawasan Batu arah Ngantang, berkeloknya hampir sama. Bedanya, jalan di Flores gelap dan masih rusak (sedang dalam masa perbaikan). Malam hari dan berjam-jam dijalan sudah pasti saya tidur (atau mungkin pingsan ya, hehehe). Sama sekali tidak terasa, tiba-tiba jam 03.00 dini hari kami sudah sampai di Dange. Too lazy to wake up, lagipula masih terlalu gelap. Tidur lagiiiii.

Setelah langit mulai terang, kami segera berangkat. Kira-kira pukul 06.00 WITA. Jarak yang harus kami tempuh dari lokasi pemberhentian kendaraan adalah 9 km (7 km uphill 2 km flat). Lumayan yah, untuk orang yang baru saja selesai bermalas-malasan selama 3 hari di pantai. Dalam perjalanan, tidak sengaja kami bertemu dengan Pak Jeremias, warga asli Waerebo. Pagi itu, Pak Jeremias naik dari Dange untuk memanen kopi di dekat rumahnya di Waerebo. Jadilah beliau guide dadakan kami. 

Perjalanan cukup berat, tapi tidak begitu terasa karena suasananya sangat menyegarkan. Kami bahkan bertemu Burung Ngkiong yang hanya ada di Flores. Ukurannya kecil sekali, sulit terlihat tapi punya suara yang sangat merdu.

Selamat pagi, Dange!

Melewati sungai pertama
Yah, misfokus .. sampai di pos 1.
Jembatan sungai kedua.
Kepercayaan penduduk Desa Waerebo kepada leluhur sangat terjaga hingga saat ini. Salah satu yang disampaikan Pak Jeremias, jangan mengambil gambar (video atau foto) Waerebo sebelum melakukan upacara adat penyambutan tamu (bahkan ini tertulis dalam peraturan resmi wisata disana). Berdasarkan cerita Pak Jeremias, tidak sedikit wisatawan yang tidak menurutinya, akibatnya gambar dalam kamera mereka hilang atau berkabut atau tidak dapat dilihat saat tiba dirumah.


Tips :
Soal kepercayaan adalah hak dasar setiap orang. Namun jangan pernah lupa, sebagai traveler kita hanyalah tamu di 'rumah' orang lain. Tentu kita harus menghormati budaya dan tradisi sang 'pemilik rumah'.  Akan sangat menyenangkan jika kita datang dengan baik dan disambut dengan baik juga. So, be polite and respect people wherever we go.


Sekitar 100 meter sebelum sampai di desa, tamu harus berhenti di sebuah rumah pos terakhir untuk membunyikan bel dari bambu. Bunyi bel menandakan bahwa akan ada orang asing atau tamu yang datang, penduduk lokal akan bersiap untuk menyambut kedatangannya. 

*semua foto dibawah ini, saya ambil setelah upacara adat.


Dari atas pos terakhir kita sudah bisa melihat desa Waerebo.

Setelah kurang lebih tiga jam treking, akhirnya kami sampai juga di Desa Waerebo. Udaranya dingin dan fresh. Tenang dan sangat damai. Dari kejauhan sudah terlihat rumah-rumah kerucut seperti keong yang sangat khas. Mereka menyebutnya Mbaru Niang, rumah adat desa Waerebo, Manggarai Timur. Desa ini telah mendapatkan penghargaan dari UNESCO. Total ada 7 rumah kerucut, yang terbesar berada ditengah adalah rumah induk. Dipelataran, ada tumpukan batu melingkar seperti panggung tempat persembahan saat upacara adat.

Mbaru Niang, Waerebo.

Sesuai adat, kami harus terlebih dahulu menuju ke Rumah Gadang (rumah induk tempat tinggal ketua adat) untuk melakukan upacara. Pak Jeremias membantu kami untuk berkomunikasi dengan ketua adat, namanya Pak Alex. Upacaranya sederhana. Setelah masuk dan dipersilahkan duduk, Pak Jeremias mewakili kami berbicara dalam bahasa Manggarai Timur kurang lebih seperti ini : Selamat pagi, saya mengantarkan tiga orang tamu dari Malang dan Surabaya. Mereka mohon agar dapat diterima disini oleh penduduk dan para leluhur. Mohon agar perjalanan selama di Waerebo lancar dan dapat pulang dengan aman

Ketua adat kemudian membacakan doa-doa kepada leluhur dalam bahasa Manggarai Timur. Selesai berdoa, lalu menjawab permintaan yang disampaikan Pak Jeremias dalam bahasa yang sama, artinya kurang lebih : Saya telah mendoakan kalian. Leluhur telah menerima kedatangan kalian dengan baik. Kini, kami menyambut kalian bukan lagi sebagai tamu, melainkan bagian dari penduduk Waerebo. Kalian juga akan dilindungi, semoga selalu selamat hingga perjalanan kembali dari sini. Setelah itu kami menyerahkan uang sebagai simbol persembahan.

Bersama Pak Alex, ketua adat Waerebo
Setelah upacara adat, kami dipersilahkan untuk berkeliling desa, namun sebelumnya diajak ke Rumah Tamu untuk minum kopi bersama. Kopi khas Waerebo ada 4 macam, Arabica, Robusta, Kolombia, dan Unggul. Rasanya lebih mantap (entah karena suasana atau proses yang membuat rasa kopi berbeda). Rumah tamu biasa digunakan untuk menyambut tamu yang datang dan disewakan bagi mereka yang ingin bermalam disini. Hanya ada 1 ruangan dalam rumah dengan kasur berlapis anyaman rotan, bantal, dan selimut untuk tidur para tamu. Saya mencobanya dan ternyata nyaman sekali.

Setelah minum kopi, saya diajak pergi ke dapur untuk belajar masak bersama ibu-ibu disana. Sebenarnya lebih banyak ngobrol dan bercanda sih daripada belajar masak. Dapur masih sederhana, mereka menggunakan tungku batu dan kayu sebagai bahan bakar. Sayur-sayuran yang dimasak dipetik dari kebun atau hutan disekitar desa. Telur dan daging sebagian besar juga hasil ternak mereka sendiri. Setelah matang, kami makan bersama-sama. Mereka tidak akan pernah membiarkan tamu pulang tanpa memberi makan, catat itu. Jadi makanlah yang kenyang, masakannya enak.




Menu of the day by chef  Martina
Setelah makan, saya berkeliling desa. Sebenarnya sangat kecil, hanya ada 7 rumah kerucut dan beberapa rumah 'normal'. Sebagian penduduk sudah pindah ke Dange untuk bekerja dan sekolah. Mereka akan kembali ke Waerebo saat upacara adat atau menengok anggota keluarga mereka yang tinggal disana.

Tidak ada listrik disini, listrik berasal dari mesin diesel dan hanya menyala pada malam hari. Tidak ada sinyal HP, sudah pasti mereka hidup normal tanpa gadget. Bapak-bapak pergi ke kebun atau mengurus ternak, kadang turun ke Dange untuk menjual hasilnya dan membeli keperluan. Ibu-ibu memasak, mencuci pakaian, menjemur kopi dan rotan lalu membuatnya jadi kerajinan tangan. Anak-anak yang polos bermain layaknya saya bermain 10-15 tahun lalu, tanpa game elektronik. 

Saya membawa sedikit cokelat untuk dibagikan kepada anak-anak, ternyata ibu-ibu juga suka cokelat. Biasanya ibu-ibu mengunyah sirih sampai sebagian besar bibirnya berwarna merah. Hari itu gantian, saya tukar cokelat saya dan mencoba sirih. Hehehe, rasanya getir dan aneh.

Semua orang yang saya temui disana sangat sederhana dan ramah. Mereka sangat baik dan luar biasa menghargai tamu. Berinteraksi bersama mereka semua membuat saya bahagia sebahagianya.





Aktifitas mereka dan saya, betah saya disini.

Karena harus melanjutkan perjalanan, kami pamit. Perjalanan turun kami tempuh satu setengah jam dengan berjalan sangat cepat mengejar waktu. Sebenarnya saya masih betah disini. Suatu saat, saya ingin kembali lagi. Terima kasih sambutannya, Waerebo.

Beruntung bertemu Pak Jeremias, terima kasih.
Tips :
Berbagi tidak ada ruginya. Bila memungkinkan, bawalah sesuatu untuk dibagikan. Sekecil apapun, mereka akan sangat menghargai pemberian kita dengan antusias. Bukankah dengan begitu membuat kebahagiaan kita menjadi dua kali lipat?

(Keyword rute : Labuan Bajo - Lembor - Dange - Waerebo / Total Waktu : +- 7 jam dengan kendaraan dan 3 jam treking - one way)


Dange - Ruteng - Moni - Kelimutu National Park

Semalam, karena tidur kami jadi tidak tahu medan perjalanan selama tujuh jam. Saat siang hari ternyata perjalanannya penuh dengan view cantik. Banyak pantai, sawah, dan perbukitan.

Dange
Setelah 4 jam, kami sampai di Lembor. Saya berpisah dengan 2 teman saya yang harus pulang lebih dulu dan sedangkan saya ingin ke Kelimutu. Saya pikir sudah sejauh ini, nanggung saya pulang sebelum kesana. Ada teman berkata, belum ke Flores kalau belum ke Kelimutu (secara, uang kertas saja pilih Kelimutu sebagai icon). 

Saya tahu, perjalanan saya akan sangat panjang. Dari Lembor, saya menuju ke Ruteng dengan menggunakan bus umum. Perjalanannya hanya sekitar 1,5 jam. Sore, jam 18.00 WITA saya sampai di Ruteng dan transit di penginapan kecil sekitar terminal (karena kendaraan hanya ada saat pagi-siang). Menghabiskan waktu di Ruteng, saya mengumpulkan informasi untuk ke Kelimutu. Karena saya sendirian, maka harus memperhitungkan waktu dan biaya yang efisien.

Stigma yang ada dipikiran kebanyakan orang, semakin ke timur Indonesia, orangnya semakin menakutkan. Meski sebagian darah saya berasal dari timur, saya pun sempat berpikir begitu. Apalagi saya perempuan dan sendirian. Kenyataan menepis pemikiran saya itu. Entah sedang beruntung atau bagaimana, sejauh perjalanan saya di Flores, belum ada satupun saya menemuiorang jahat. Bahkan meski perawakan atau cara bicara mereka menakutkan, mereka lebih tulus dari yang saya bayangkan. Disinilah serunya jadi solo backpacker, bertemu dengan banyak orang. Secara otomatis kita akan terlatih peka, mana orang yang baik dan mana yang jahat. Jagalah sikap positif dan tetap waspada. Jangan segan bertanya, tapi jangan mudah percaya. Paling penting, jangan terlihat bodoh. Hehehe.

Pagi hari saya harus berangkat ke Moni (desa terdekat dengan Kelimutu). Mempertimbangkan waktu dan biaya, travel (agen terpercaya : Gunung Mas) menjadi alternatif transport pilihan saya. Berangkat tepat pukul 07.30 WITA. Menuju Moni dari Ruteng saya harus bersabar dalam 10 jam perjalanan melewati Borong, Aimere, Bajawa, dan Ende. Jangan berharap medan yang lurus. Jalanan seperti ular berkelok-kelok dan sebagian besar sedang diperbaiki. (Optional : menggunakan bus umum jauh lebih hemat, tapi sering berhenti dan waktu tempuh lebih lama)

Travel saya berhenti di Aimere untuk makan siang dan beli bakso (saya kangen sekali makan bakso Malang). Taukah bahwa di Aimere adalah penghasil Sopi atau Moke? Sopi atau Moke adalah minuman beralkohol terbaik khas Flores yang terbuat dari pohon lontar atau enau. Bagi masyarakat Flores minuman tersebut adalah lambang persaudaraan.

Pelabuhan Aimere
Lagi-lagi saya beruntung. Dalam perjalanan, saya bertemu dengan Dimas dan Sam mereka mereka dari London dan menuju ke Maumere. Saat ngobrol mereka cerita sebenarnya ingin mampir ke Kelimutu jika memungkinkan (karena sebenarnya mengejar pesawat Maumere - Sumba jam 2 siang). Estimasi saya, mereka masih punya cukup waktu untuk ke Kelimutu. Saya tawarkan untuk bergabung dan sharing. Mereka sangat senang menerima ajakan saya. Jadilah kami bertiga sama-sama menuju ke Moni.

Tiba di Moni jam 17.00 WITA, Pak Yoris, driver travel  yang baik hati membantu kami dengan beberapa pilihan penginapan. Saya akhirnya mendapatkan kamar di Penginapan Hidayah, lokasinya masih terbilang paling dekat ke kawasan Kelimutu. Setelah yakin dengan harga dan fasilitas penginapan, saya janjian  dengan Pak Yoris untuk penjemputan menuju Ruteng besok pagi. Penginapannya sangat nyaman, tempat tidur lengkap dengan kamar mandi air panas didalamnya. Iya, Moni adalah salah satu daerah yang dingin di Flores. 

Sang pemilik penginapan dan keluarganya memperlakukan kami dengan sangat baik. Namanya Pak Brian. Ini kali pertama kami semua bertemu, tapi rasanya sudah seperti kenal lama saat ngobrol. Kebetulan sore itu ada pesta pra-pernikahan salah satu keluarga Pak Brian, lokasinya cukup dekat dengan penginapan. Kami bertiga diundang kesana oleh Pak Brian dan keluarga, katanya agar tahu pestanya orang Moni.

Daging babi jadi menu andalan di pesta, moke juga tidak ketinggalan. Makan bersama. Babi kuahnya enaaak. Ada satu menu babi yang saya tidak ingat namanya. Mereka bilang ini menu paling lezat di Moni yang terbuat dari kulit babi dipanggang diberi bumbu dan yang spesial adalah darah babi.

Sederhana, hangat, dan akrab. Mereka semua termasuk saya bernyanyi dan berdansa bersama hingga kami pulang untuk istirahat. Ah, orang Moni punya suara yang bagus dan pandai berdansa.

Mari makan bersama.
Menu paling spesial kesukaan orang Moni.
Semua di Moni mungkin adalah penyanyi profesional (menurut saya).
Duo nona manis Moni.
Kami harus bangun pagi-pagi untuk mengejar sunrise. Jam 04.15 WITA diantar Pak Brian dengan motor (Dimas & Sam juga dengan motor) kami berangkat ke Kelimutu. Jaraknya sekitar 12 km atau 1 jam perjalanan dengan motor. Membayar tiket masuk di pemberhentian loket dan berhenti di tempat parkir. Kemudian kami lanjut berjalan kaki sekitar 30 menit untuk sampai di summit. Sudah ada rute dan jalan beraspal untuk sampai ke puncak, beberapa seperti tangga. Tepat saat matahari terbit, saya sampai di puncak.

Ada monumen Bung Karno di puncak. Dulu saat diasingkan di Ende, Bung Karno pernah datang ke Kelimutu. Menjelang adzan subuh, beliau menunaikan shalat di puncak dan kini dibangun menjadi Monumen Bung Karno.

Saya tidak berhenti tersenyum. I finally coming here. Duduk di atas monumen menghadap ke arah matahari terbit, memandang 3 danau yang memang warna airnya tidak sama. Tidak lupa saya putar lagu Ivan Nestorman, judulnya Kelimutu. Tidak bicara, tidak melakukan apa-apa, hanya menikmati saja. Istimewa.

Danau di Kelimutu masing-masing punya nama, Tiwu Nuamuri Koo Fai (danau orang muda) berwarna biru tosca muda yang bersebelahan dengan Tiwu Ata Polo (danau orang jahat) berwarna cokelat tua. Satu lagi atak terpisah, namanya Tiwu Ata Mbupu (danau orang tua) berwarna biru atau hitam. Warna air danau bisa mengalami pergantian yang dikaitkan dengan kepercayaan masyarakat.

Sayang sekali memory kamera saya penuh. Hiks. Tidak lagi bisa ambil banyak gambar, secukupnya saja. Bahkan sampai foto dengan kamera teman-teman dari Jakarta (Yoga & friends), terima kasih yaa.

Ooo .. Kelimutu
Tiwu Ata Mbupu
Saya, Tiwu Nuamuri Koo Fai, dan Tiwu Ata Polo.
Kiri ke kanan : Dimas - Yoga - Saya - Sam - Teman Yoga
Kalau bukan karena Kelimutu, kami semua tidak akan saling bertemu dan mengenal.
Good morning, Moni. Benar-benar ada kolam air panas alami di area sawah ini.
Dimas dan Sam harus segera ke Maumere mengejar pesawat, saya kembali ke Labuan Bajo via Ruteng untuk kemudian pulang. Kami turun pukul 07.45 lalu mampir di sebuah sawah yang punya sumber mata air panas. Setelah itu kembali ke penginapan dan berpisah. Dimas dan Sam membayar semua biaya penginapan dan ongkos motor termasuk untuk saya. Kata mereka, itu tanda bersyukur bertemu dengan saya dan keinginan mereka ke Kelimutu bisa terwujud. Apalagi ini? Rejeki backpacker mungkin ya. Thankyou Dim and Sam, may you have a nice trip on Sumba.


Moni - Ruteng

The last part of my trip and realise that I should back to home is making me sad.

Pak Yoris datang menjemput saya di Moni jam 09.30 WITA. Selesai berpamitan dengan keluarga Pak Brian, Dimas, Sam, dan Yoga, saya langsung berangkat. Mereka semua bilang saya gila, perempuan berangkat sendirian 14 jam dari Labuan Bajo ke Moni hanya untuk beberapa jam di Kelimutu dan langsung kembali lagi. Bagi saya itu worth it. Saya memimpikannya hampir setahun, bahkan foto teman yang dikirimkan kepada saya disini masih saya simpan di HP. Saya ingin all out lah. Andai saya punya lebih banyak waktu, saya mungkin tidak akan gila. Hehehe.

Lagi, rute yang sama. Saya menghabiskan kali ini lebih dari 10 jam perjalanan dari Moni ke Ruteng. Tetap saja, bagi saya tidak begitu terasa melelahkan. Saya semangat walaupun jalannya luar biasa berkelok, berdebu, dan seperti tidak berujung (saking panjangnya). Sepanjang perjalanan saya banyak ngobrol  dengan Pak Yoris.

Melewati Ende, tempat pembuangan Bung Karno. Terkenal dengan batu hijau dan bengkoang kecil-kecil. Ende daerah yang panas dan banyak memiliki pantai. Lalu masuk ke Bajawa yang berada di dataran tinggi dan bersuhu dingin. Disini kampung halaman Ivan Nestrorman (musisi indie Flores). Dari Bajawa kemudian masuk ke Aimere, panas lagi. Banyak pohon lontar yang diolah menjadi moke dan sopi. Terakhir saya sampai di Ruteng jam 21.30 WITA, iya artinya 12 jam. Saya harus sekali lagi transit di penginapan sebelum melanjutkan perjalanan besok pagi.


*ternyata masih ada beberapa space dikamera saya untuk mendokumentasikan kondisi perjalanan.


Hanya ada 1 jalur jalan utama di sepanjang Pulau Flores, sebagian besar dalam perbaikan.
Mobil travel saya benar-benar melawati jalan ini pulang pergi.
Gunung Einere atau yang lainnya (kurang yakin), dari Bajawa.

Ruteng - Labuan Bajo - Pulaaang

Berangkat  pagi-pagi dan memilih bus karena sudah bosan dengan travel. Hehehe. Berangkat dari Ruteng jam 09.00 WITA, normalnya perjalanan hanya 4 jam tapi dengan bis tentu akan lebih lambat. Saya tiba di Labuan Bajo jam 14.30 WITA. Ada penyeberangan sore, jam 16.00 dari Labuan Bajo ke Sape. Saya batal membeli tiket tersebut karena saya pikir-pikir tidak efisien kalau berangkat sore, akan tiba di Sape larut malam dan susah mencari kendaraan atau penginapan disana.

Saat akan mencari penginapan di Labuan Bajo, saya bertemu dengan sekelompok anak muda seusia saya, kami ngobrol. Mereka asli Jawa Barat. Sore itu mereka baru kembali dari Kampung Komodo dan akan pulang menuju Bandung dengan kapal sore. Mereka menawari saya untuk bergabung agar lebih mudah, saya terima tawaran mereka. Dengan rute yang sama, saya berangkat bersama mereka melewati 37 jam perjalanan kembali ke tanah Jawa. Tidak perlu sewa penginapan. Karena jumlah kami banyak, bisa lebih efisien dan hemat sekalipun kami harus sewa mobil carter. 

Sesama traveler, walaupun kali pertama bertemu kami cepat sekali akrab, apalagi ngobrol soal traveling. Saya merasa jadi bagian dari mereka, seperti bukan orang asing. Kami akhirnya berpisah saat sampai di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi. Saya masih melanjutkan 9 jam perjalanan menuju Malang. Saya akhirnya sampai di Malang tanggal 5 September 2014 jam 05.00 WIB dengan selamat. Puji Tuhan.

Sampai ketemu di Bandung : (Saya) - Ihsan - Wira - Fala - Indra - Reza
(Keyword rute : Moni - Ruteng - Labuan Bajo - Sape - Bima - Sumbawa Besar - Pototano - Khayangan - Mandalika - Lembar - Padang Bai - Ubung - Gilimanuk - Ketapang - Surabaya - Malang / Total Waktu : +- 56  jam)

Perjalanan saya ke Flores berakhir dengan penuh kesan yang tidak akan bisa saya lupakan. Saya suka semua bagian dalam perjalanan ini. Saya suka alamnya. Tidak perlu dijelaskan, foto-foto mungkin sudah membuktikan meskipun aslinya jauh lebih keren. Gunung - pantai semua lengkap. Saya suka tantangannya, puluhan jam dengan situasi dan kondisi yang beragam dan menarik. Bahkan momen tidur di masjid dan di indomaret pun saya suka. Saya suka punya teman baru, bertemu dengan orang baru, diterima dan menerima. Dan yang paling saya suka adalah keramahan dan ketulusan masyarakat disana. Tidak bisa saya deskripsikan semuanya dalam tulisan saya ini, tidak akan cukup. Tapi semua itu akan selalu saya ingat, saya rindukan. Saya selalu ingin untuk datang kembali, terserah pada kesempatan.


"Alam yang indah menyegarkan mata, masyarakat yang ramah menyegarkan hati, terima kasih telah memberikan keduanya" - saya untuk Flores-

Sekali lagi saya sudah membuktikan (setidaknya pada diri sendiri), Indonesia itu cantik luar biasa.

#Terima kasih sudah membaca. Ayo, jangan cuma baca, buruan berangkat .... ;)

ESTIMASI BUDGET

You May Also Like

65 comments

  1. Gem, gini rek sek sekarang...
    aaah, aku kalah!!
    ayo tak tunggu lagi ceritamu! :)
    Ical

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai chal.. aduh, kontakmu ilang caaal..
      Eh, rugi banget kalo cuma nunggu ceritaku. Aku tunggu trip barengnya aja ya. hehe

      Delete
  2. Elu udah kemana2 gue masih disini aje broh... :'))
    Hahaha, derita arek enom lang, due duek tapi gak due waktu, shit
    ayo ketemu ayo ceritakan ini secara langsung!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo sini bagi nomer atau pin bbmu.

      Gaya tok yang banyak duit. Aku lo cal waktu sama duit suka mines, niat aja yang nggak pernah putus . hehehe

      Delete
  3. Malu saya, orang Timor tapi belum kenal daerahnya sendiri, selalu melihat rumput tetangga lebih hijau padahal Tanah sendiri tidak kalah Indah , *jedotin kepala ke lantai*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku juga timur, blasteran jawa timur sama nusa tenggara timur. hahaha

      Kapan-kapan mau dong main ke Atambua.

      Delete
  4. gilang .. next trip ikuuutttt.. :)

    ReplyDelete
  5. Halo mba..salam kenal ya..bolehkah saya mnta no tlp mba utk ngobrol2 dan tny2 tentang flores??kebetulan saya mau kesana...terima kasih..

    ReplyDelete
  6. Halo Sis kera ngalam. Sudah baca 1 & 2 , Asyikkk dan fotonya keren keren juga. Aku rencanya sama teman ku Akhir Mei (Nunggu sampai aku sampai ke Indnesia dulu). ini rencanaya aku overland dari surabaya ke Flores dengan itin yang sama. Kalau boleh tahu Budget nya berapa ya? Biar bisa kira kira? Thanks Alot. Matur Nuwun

    Monggo kalau mau kenal di blog Emakmbolang.com :)

    ReplyDelete
  7. salam kenal ya gilang...wahhhh keren bangett tripnya....luar biasa. kalo ada kesempatan Aku mau pergi kesini juga ahh...( nabung dulu )

    ReplyDelete
  8. numpang nanya dongg rinciannya budgetnyaa heheh

    ReplyDelete
  9. hi, salam kenal.
    mau tanya budget ke email amma_zona@yahoo.co.id boleh?
    makasih ya.. :)

    ReplyDelete
  10. Salam kenal, Perjalanan yg luar biasa seru , keren, boleh minta rincian budgetnya gak?
    Vicarcatalan@gmail.com

    ReplyDelete
  11. Haloo mbaa, salam kenal,
    boleh minta rincian budget nya ke fnadiabudianto@gmail.com ?? Makasih sebelumnyaaa

    ReplyDelete
  12. Haloo...salam kenaal :D
    Setuju banget deh, Flores itu indaah banget. Aku baru aja pulang dari sailing trip ke Pulau Komodo dan langsung pengen balik lagi ke Flores buat overland.
    Boleh minta estimasi budget buat overland nya kah? Please send ke dwulandari2402@gmail.com ya.
    Terima kasih banyak :)

    ReplyDelete
  13. Haloo mbaa, salam kenal,
    boleh minta rincian budget nya ke luki.rahman94@gmail.?? Makasih sebelumnyaaa

    ReplyDelete
  14. Halo mba , salam kenal
    Boleh kah minta rincian budget ny
    Narkowiwit@gmail.com
    Makasih banyak mba

    ReplyDelete
  15. halo kak, bisa minta rincian bugetnya?? kebetulan ada rencana ke kelimutu dan wae rebo, kemarin solo backpacker baru explore komodo saja dan belum sempet ke kelimutu dan wae rebo. Mungkin bisa email ke empyshofiyullah@gmail.com
    Makasih kak :)

    ReplyDelete
  16. Sis boleh minta rincian biaya part 1&2? Taun besok aku jg mau backpackeran. Brilliantpresley@gmail.com alamat email saya, mohon dibalas ya sis makasih

    ReplyDelete
  17. Informatif.. suka sekali.
    Minta info budget and no kontak penginapan Hidayah dan para drivernya ya mbak..
    email ku, niek_handayani@yahoo.com
    Terimakasiiih..

    ReplyDelete
  18. Informatif.. suka sekali.
    Minta info budget and no kontak penginapan Hidayah dan para drivernya ya mbak..
    email ku, niek_handayani@yahoo.com
    Terimakasiiih..

    ReplyDelete
  19. Congrats. Sebelumnya udah pernah kesana? gua punya planning sama kaya gini tapi blm kesampean, tp ini gokil banget, lu ga pikirin resiko saat perjalanan, entah kutipan cerita lu ini asli atau dibuat-buat tp gua rasa sebagian besar kutipannya bener. Apalagi saat lu sendirian buat lanjut ke kelimutu. Wow ini baru nekad :D Estimasi budget sama contact tiap destinasi nya boleh di share tuh. Sangat amat menyenangkan pastinya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai, Anova..
      Ceritanya asli. hehe
      Dramatis ya, soalnya pas nulis masih bener-bener bisa ngerasain suasananya. Nempel terus, bikin susah move on.

      Kepikiran banget soal resiko, tapi pas udah dijalanin rasa takut kalah sama excited. What ever will be will be :)

      Leave email aja, nanti aku share budgetnya.

      Delete
  20. Maaf nggak bisa reply satu-satu. Estimasi budget langsung dikirim via email ya teman-teman.

    Thankyou for visit ;)

    ReplyDelete
  21. Halo Mbak Andriyanti
    Kenalkan nama saya Cahyo. Saya berniat ke Kelimutu dan Waerebo akhir tahun ini, mohon infonya kalo mbak punya rincian perjalanan termasuk biaya sama kontak buat penginapan dan transportasi di sana.
    email saya cahyo.adisaputro@gmail.com atau nomer hp 082240931653
    Terima kasih banyak

    ReplyDelete
    Replies
    1. cek ya :

      http://gemilangroberto.blogspot.co.id/2016/05/budget-flores-dan-waerebo.html

      Delete
  22. Halo mba tolong minta rincian budget juga kalau bisa CP yang mba punya selama perjalanan kaya travel guide dan lain lain y.nurcan@gmail.com.

    Thanks info dan sharingya

    ReplyDelete
    Replies
    1. cek postingan saya soal budget ya :

      http://gemilangroberto.blogspot.co.id/2016/05/budget-flores-dan-waerebo.html

      Delete
  23. Hallo mbaaa. Boleh minta rincian budget buat kesana? Saya bulan januari mau kesana hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. cek postingan saya soal budget ya :

      http://gemilangroberto.blogspot.co.id/2016/05/budget-flores-dan-waerebo.html

      Delete
  24. Ohya ke email rizky91aldino@gmail.com mbaaa
    Terima kasiih ☺

    ReplyDelete
  25. Salam kenal mbak, boleh saya minta kirimin rincian budgetnya juga ke merlizzaroosynda@rocketmail.com
    Makasih mbaak, maaf ngerepotin :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. cek postingan saya soal budget ya :

      http://gemilangroberto.blogspot.co.id/2016/05/budget-flores-dan-waerebo.html

      Delete
  26. Emang keren ceritanya, saya juga pengen kesana dan melihat keindahannya. Tapi saya msh mencari info, karena saya berasal dari Ternate, Maluku Utara. Kota kecil di ujung timur. Mungkin bisa berbagi tips ke sini atau ada yg mau berangkat bareng nurmuliayani@ymail.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. cek postingan saya soal budget ya :

      http://gemilangroberto.blogspot.co.id/2016/05/budget-flores-dan-waerebo.html

      Delete
  27. salam kenal mbak...boleh minta rincian budget buat trip overland flores? klo boleh kirimin ke rendrakurniawan@icloud.com
    keren banget postingannya semoga saya juga bisa ngerasain seperti pengalaman mbak gemilang...hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. cek postingan saya soal budget ya :

      http://gemilangroberto.blogspot.co.id/2016/05/budget-flores-dan-waerebo.html

      Delete
  28. Akkhhh kereeenn mbaaa....luar biasaa

    ReplyDelete
  29. Keren banget nih tripnya mba, boleh tau budgetnya plisss aku mau trip Flores juga rencana, send ke email adriansyahmustaffa@rocketmail.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. cek postingan saya soal budget ya :

      http://gemilangroberto.blogspot.co.id/2016/05/budget-flores-dan-waerebo.html

      Delete
  30. Keren banget nih tripnya mba, boleh tau budgetnya plisss aku mau trip Flores juga rencana, send ke email adriansyahmustaffa@rocketmail.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. cek postingan saya soal budget ya :

      http://gemilangroberto.blogspot.co.id/2016/05/budget-flores-dan-waerebo.html

      Delete
  31. Keren,, kalau aku harus d cicil kayaknya soalnya cuti terbatas u.u

    ReplyDelete
  32. Haloo mbaa, salam kenal,
    boleh minta rincian budget nya ke hendro14@gmail.com ?? Makasih sebelumnyaaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. cek postingan saya soal budget ya :

      http://gemilangroberto.blogspot.co.id/2016/05/budget-flores-dan-waerebo.html

      Delete
  33. keren banget dan informatif.... salam kenal yaa mbak...

    ReplyDelete
  34. Biaya nya brapa kira2 mbk? Aduhh segera ingin ksana... Jika Tuhan berkehendak bulan 5 mw ksana

    ReplyDelete
    Replies
    1. cek postingan saya soal budget ya :

      http://gemilangroberto.blogspot.co.id/2016/05/budget-flores-dan-waerebo.html

      Delete
  35. salam kenal kak.. aku juga mau donk tau rincian budgetnya dianasari9374@yahoo.co.id

    ReplyDelete
    Replies
    1. cek postingan saya soal budget ya :

      http://gemilangroberto.blogspot.co.id/2016/05/budget-flores-dan-waerebo.html

      Delete
  36. Hi kak ! Salam kenal, boleh minta rincian budgetnya ke astriimayasari@gmail.com
    Thanks a lot :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. cek postingan saya soal budget ya :

      http://gemilangroberto.blogspot.co.id/2016/05/budget-flores-dan-waerebo.html

      Delete
  37. aku juga mau ya rincian budget nya berangkat dari Malang. Aku juga mau berangkat dari Malang Kakak.. rsutami@gmial.com :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. cek postingan saya soal budget ya :

      http://gemilangroberto.blogspot.co.id/2016/05/budget-flores-dan-waerebo.html

      Delete
  38. Kak aku juga mau dong rincian budgetnya , soalnya mau solo ke Flores . Saya juga berangkat dari malang kak���� naufalsafadori@yahoo.co.id

    ReplyDelete
  39. hai mbak, seru bgt trip yg bener trip ini...

    salam kenal...

    http://www.ardiyanta.com/

    ReplyDelete
  40. Kak. Nanya donk kl abis turun dari waerebo (denge) ke moni berapa jam ya? Nglewatin bajawa ngga? Kl ga keberatan apa boleh Pm ke s3phine@yahoo.com. Mau nanya2 nih. Tq ya

    ReplyDelete
  41. Mbaa, kalau nggak keberatan, bisa minta tolong share budget dan itin. Hehehe. Saya rencana mau ke sana bulan depan :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ohiya, email saya di shellydeanggra@gmail.com Terima kasih ya mbaa :)

      Delete
  42. Boleh minta kontak dan harga carter mobil labuan bajo-denge? Itu sewa nya hitung per mobil atau bisa per orang ya?

    Bisa tolong di email ke rahmatulfithri@gmail.com

    Terima kasih :)

    ReplyDelete
  43. Hai mbak, salam kenal..
    Aq yo wong malang🙂

    Bangga banget bacanya, serasa udah di sana juga. Kereen deh uda solo trip ke flores sejak 2014🙈

    aku awal 2022 rencana pengen ke sana untuk overland tapi masih maju mundur karena g ada temen🙈

    duuh.. bondo nekat ae ta wes?!😅

    Mbak, masih ada coret2an itinerary dan budgetnya kah?

    atau mungkin kontak2 dan harga charter di sana? Kalau masih ada aku boleh minta?

    bisa dikirim ke email aku di istiana1104@gmail.com

    doain aku bisa segera roadtrip+ sailing ke sana yaa..
    keren bgt mbaknya😍😍

    ReplyDelete